Minggu, 07 Februari 2021

Anak Adalah Anugerah Terindah

Bismillah

Aku tak tahu berpikir tentang apa. Yang pasti, saat tangan ini mengetik judul, judul itu sudah terlintas jauh-jauh hari dipikiranku. Dengan kesadaranku yang belum mampu menjadi seorang ibu yang baik, aku hanya ingin bercerita disini, bukan untuk menasehati apalagi menggurui karena bukan kapasitasku yang notabene sekolah pun hanya sampai sebatas SMU (angkatan pertama saat SMA berubah jadi SMU).

Setiap perempuan yang diciptakan sempurna dengan segala kurang dan lebihnya, rasanya akan merasa lebih sempurna ketika Allah beri kepercayaan untuk dititipi amanah seorang anak. Tapi bukan berarti ketika belum dikarunia anak, ia jauh dari sempurna.

Ya, anak adalah amanah sekaligus anugerah yang tak terkira. Anak adalah bagian dari ujian orang tua. Anak bisa jadi pintu syurga atau nerakanya orang tua. Anak adalah perhiasan, penyenang dan penyejuk jiwa. 

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ   

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan,” (QS. Al-Kahfi [18]: 46).

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)" (QS. Ali ‘Imran [3]: 14).


إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ   "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At-Taghabun [64]: 15).
 
"Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-sekali tidak bermanfaat bagimu pada hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Mumtahanah [60]: 3).



Anak adalah kekuatan orang tua untuk terus berjuang dengan semampu kekuatannya agar anak-anaknya terpenuhi segala kebutuhannya. Orang tua pasti ingin melihat anak-anaknya kecukupan dalam segala hal apapun kebutuhannya, makan minum, pendidikan, kesehatan dan hiburannya. Siapapun orang tua pastinya akan mengusahakan itu demi anak-anaknya. Memberinya bahagia, kesenangan dan ketenangan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Apapun akan dilakukannya.
Sampai sini...aku agak tercekat. Rasanya aku belum begitu bisa membahagiakan anak, memenuhi segala kebutuhannya. Maafkan nak🥺

Alhamdulillah...aku dikarunia seorang putri dan menginjak dewasa. Rasanya tak terkira saat 17 tahun lalu Allah anugerahkan ia dengan keadaan sehat sempurna, lucu, menyenangkan, anteng dan menenangkan orang-orang yang berkesempatan mengasuh dan mengurusnya. Sampai pada fase dimana Allah menghadiahi aku ujian untuk menjadi single mom di usia anak 4 tahun...subhallah. Saat itu, tak terpikir apapun dibenak selain harus bisa bertahan dan berjuang memenuhi kebutuhan anak. Bekerja dengan upah mulai yang dibawah UMR, tapi aku yakin, anak ada rezekinya masing-masing.

Sadar bahwa Aku belum mampu menjadi madrasah pertamanya dalam memberikan ilmu kebermanfaatan dunia akhiratnya. Maka saat memasuki usia remaja, aku masukan ia ke Sekolah SMP Islam Terpadu demi memenuhi kebutuhan rukhiyahnya. Meski kata orang bijak tak ada kata terlambat, tapi jelas itu aku sudah merasa jauh terlambat untuk paham tentang dunia parenting. Terlalu terbawa suasana kerja yang ritmenya kadang tak kenal waktu. Setidaknya sekarang aku berusaha semampuku memberi apapun yang terbaik untuk anakku.
Sempat ada kepikiran untuk lanjut kuliah saat anak sekolah di SMP IT, dengan harapan bisa menimba ilmu hingga jika anakku bertanya tentang apapun, aku bisa menjelaskan atau setidaknya bisa saling bertukar pikiran, berdiskusi. Tapi lagi-lagi terbentur waktu yang tidak bisa fleksibel karena bekerja di bawah bayang-bayang orang lain.

Kadang ada perasaan menyesal karena tidak bisa sepenuhnya mendampingi tumbuh kembangnya. Hingga kadang tidak bisa menerima bagaimana mereka yang ikut menjagakan anakku membiarkan anakku berlama-lama bermain di rumah temannya. Memang tak tahu diri aku ini.
Ya...banyak dilema untuk jadi seorang orang tua tunggal. Maju kena mundur kena. Dan saat aku melihat ada diantara mereka yang famous, begitu sukses menjadi orang tua tunggal yang anaknya terpenuhi segala kebutuhannya, serasa kentang banget aku ini😌

Hmmm...seperti yang aku tulis bahwa orang tua akan mengusahakan apapun demi anak-anaknya, semampu yang orang tua bisa tentunya, begitupun aku. Dengan segala keterbatasan yang aku miliki dari segi materi salah satunya, aku hanya ingin anakku sekolah lebih tinggi dari mamahnya ini. Aku ingin anakku terus menimba ilmu apapun terutama ilmu agama sebagai bekal kehidupan kelak dunia akhiratnya. Apalagi kehidupan dunia, yang semakin tahun persaingannya semakin ketat dalam segala hal, tentu tidak hanya mengandalkan nilai akademik untuk bisa berjuang dan bertahan hidup, tapi juga butuh kreativitas dan skill yang mumpuni untuk bisa diandalkan sebagai jalan dalam menjemput rezeki. Terpentingnya lagi adalah ilmu agama sebagai benteng diri dari kerasnya kehidupan dunia dan dari ujian-ujian yang harus siap dihadapi.

Bicara tentang anak tidak akan pernah usai. Akan selalu ada cerita yang kadang tidak bisa diceritakan🤭
Satu hal yang pasti, harapan orang tua ingin anaknya sholeh sholehah bermanfaat untuk ummat dan berguna untuk negara.
Semoga Allah senantiasa melindungi, menjaga dan membimbing generasi-generasi penerus menjadi generasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya.

Aamiin yaa mujiibassaailiin.

Wallahu'alam bishshawab

Tasikmalaya, 07 Februari 2021

Selasa, 26 Januari 2021

Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain dengan Kaki Kita


 
Ada banyak cerita dan berita. Kadang bingung untuk mencerna, sulit dimengerti dan dipahami. Ada banyak hal yang tidak serta merta membuat kita paham dan memahami apa yang kita alami.

Tak mudah untuk menjalani hidup di dunia ini. Dunia yang penuh dengan keramahan sekaligus juga kejahatan. Dunia yang selalu menampilkan kebahagiaan sekaligus juga menyuguhkan drama kesedihan. Dunia yang menjadikan kebebasan dan penjaranya manusia. Dunia yang menampakkan "syurga" sekaligus "neraka"...Dunia yang hanya menawarkan dan menyuguhkan kesementaraan...bagi manusia-manusia yang berpikir.

"Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga-bangga di antara kamu serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu." (QS. Al Hadid {57}: 20)

Hidup ini penuh kejutan. Kita tak pernah bisa menebak dan menduga-duga apa yang akan terjadi di hari kemudian. Bahkan ketika kita membayangkan sesuatu itu indah namun kenyataannya tidak. Kita mesti siap untuk menerima apapun kenyataan kelak meski pada saat kita merasa dalam ketidaksiapan. Dan kita juga tak pernah tahu, kelak akan bertemu "apa" dan "siapa". Dan akan mendengarkan "apa" dari "siapa".

Kita tak pernah tahu perjalanan hidup seorang demi seorang yang kita kenal dan kita temui seperti apa. Entah itu teman, sahabat bahkan kerabat. Mungkin, bisa jadi cerita kita sama. Tapi kedalaman hati dan perjalanan prosesnya dari apa yang kita alami berbeda. Terkadang seseorang bisa bercerita lepas tentang apa yang dia alami, tapi belum tentu dengan orang lain yang mengalami hal yang sama. Jangan pernah mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita meski nomor yang dipakai sama, tetap saja selera bisa berbeda.

Ada-ada aja tingkah dan prilaku orang-orang. Kadang beranggapan bahwa setiap orang akan memiliki pemikiran dan sikap yang sama dalam menjalani hidup. Seringkali, pertanyaan atau pernyataan yang menurut satu orang biasa saja, bisa jadi menurut lain orang akan sangat mengganggu.

Sepenggal perjalanan hidup yang sering aku dengar dari kerabat yang dalam perantauan. Meski dengan cerita yang sama "merantau" tetapi dalam perjalanan prosesnya merantau itulah yang berbeda. Ada yang sampai pada pencapain yang "membanggakan", bisa dia perlihatkan pada orang tua dan sanak saudara. Nyatanya, kebanggaan atas "pencapaian" itu pun diartikan berbeda dari kepala pemikiran yang lainnya. Dua sisi pemikiran yang aku rasa dua-duanya pantas bangga dengan apa yang sudah mereka capai. Tak ada yang salah. Hanya saja memang, ada hal yang harus kita jaga, ketika kita merasa bangga dengan pencapaian yang sudah diraih. Karena tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang diraih dengan jalan yang sama. Mungkin bagi satu orang, memiliki mobil adalah sebuah pencapain yang tinggi yang bisa dibanggakan, tapi bagi satu lainnya, dengan bisa memberi "sesuatu" (tidak selalu harus mobil) untuk kedua orang tuanya adalah sebuah pencapaian yang tinggi yang bisa dilakukan.

Ketika ada seorang yang bertanya "apa yang sudah kamu capai dan kamu dapatkan dalam hidupmu?". Mungkin maksudnya baik, sebagai bagian dari penyemangat untuk bisa lebih ikhtiar yang terbaik. Tapi hati orang siapa yang tahu kan ya? Bisa saja saat itu hatinya sedang dalam kegalauan karena belum kunjung juga datang apa yang diharapkan dari ikhtiarnya. Hingga pertanyaan semacam itu seakan jadi sebuah nyinyiran bagi orang yang mendengarnya.

Lidah memang tak bertulang, seringkali kita pun butuh effort yang kuat untuk bisa mengendalikannya. Semacam itulah, ketika kita bermaksud bersilaturahmi dengan siapapun, pertanyaan seputar kabar dan kesehatan, jauh lebih diharapkan ketimbang pertanyaan "apa yang sudah diraih dari perjalanan panjang selama ini di perantauan."

Mencoba untuk menempatkan diri pada posisi orang lain ketika kita hendak bertanya sesuatu yang bisa jadi tidak nyaman untuk didengar. Bahkan terhadap anggota keluarga atau kerabat lainnya. Apalagi jika itu adalah orang yang baru kita kenal. Jika kita tak bisa membuat orang lain tertawa, maka jangan pancing orang untuk bersedih atas pernyataan dan pertanyaan kita.

Dari Abdullah bin 'Amru. Nabi Muhammad SAW bersabda,  "Seorang muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah." (Shahih Bukhari).

Salah satu agar orang lain selamat dari lisan kita adalah dengan menjaga perasaan orang lain dari pernyataan dan pertanyaan kita. Walau memang bukan hal yang mudah. Terkadang aku merasa bersyukur dengan karakter aku yang tidak terlalu banyak bicara, kalau kata rangorang mah aku teh termasuk "introvert". Lebih banyak diam dan kadang kalau ga ditanya yaa ga ngomong. Orang Sunda bilang mah ibarat "Goong...mun ditabeuh karek disada"...hehehehe

Sekecil apapun, setiap kejadian adalah pelajaran bagi yang berpikir. Dan dunia ini adalah sebaik-baiknya tempat belajar dan sekaligus guru untuk kita menimba ilmu dan bekal untuk kelak di akhirat.

Semoga Allah membimbing diri dari menjaga lisan dan perbuatan...aamiin insyaaAllah.

Wallahu'alam bishshawab.

Tasikmalaya, 25 Januari 2021


Selasa, 19 Januari 2021

Tentang Kita Di Sisa Usia




Hai kamu...
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kamu..yang entah kapan akan berkunjung dan menemuiku.
Kelak..
Jika Allah takdirkan kita bertemu dan bersatu.
Aku hanya ingin kita bersama dalam ketaatan
Perlahan...berproses untuk berprogess.
Tak peduli..
Apakah kita pernah melakukan hal yang bodoh.
Ataupun hal yang senonoh.
Biarkan saja...cukup Allah dan diri kita masing-masing yang tahu.
Selagi kita niatkan karena Allah.
Mari bersama kita berjalan meraih ridha_Nya.
Tentang kurang dan salah.
Kita adalah manusia yang memang tempatnya salah dan lupa.
Tentang apa yang pernah terjadi.
Jangan pernah kita ungkit-ungkit lagi.
Cukup kita lanjutkan hidup kedepan.
Merangkai bersama dalam ketaatan dijalan_Nya meraih ridha_Nya.

Dulu...aku tak pernah berharap akan bertemu lagi seseorang.
Yang bisa menerimaku apa adanya.
Yang bisa teman cerita apa adanya.
Yang bisa jadi pendengar yang apa adanya.
Yang tak perlu berkomentar apapun saat aku mulai bercerita.
Cukup mendengarkan dan tertawa bila ada hal yang sedikit lucu dan terlihat lugu.

Yang tampan mungkin banyak.
Yang gagah juga banyak.
Yang kaya berharta juga banyak.
Tapi apa mereka yang tampan, gagah dan kaya berharta siap menerimaku dengan segala kekuranganku?
Selalu terbersit...
Aku yang banyak kekurangan.
Aku yang banyak salah dan khilaf.
Aku yang hanya seorang pendosa ini.
Masih pantaskah juga untuk bersanding kembali.
Bersama kamu yang siap membersamai sisa-sisa usiaku.
Untuk sama-sama berjuang meraih ridha Ilahi Rabbi.

Kini...Inginku tak banyak
Jika Allah perkenankan aku dan kamu bersatu
Cukup kamu jadi pendengarku kala resah dan gelisah, senang dan bahagia menyapaku.
Cukup kamu jadi tempat bersandarku kala lelah dari segala yang telah kukerjakan.
Saat mentari menyapa.
Hanya ada aku dan kamu menatap pagi bersama.
Dan kita melangkah bersama untuk meraih ridha_Nya.

Semoga...aamiin insyaaAllah

Tasikmalaya, 15 Januari 2021

Kamis, 14 Januari 2021

My Birthday Surprise

🎶🎵hepi besdey bubuy...hepi besdey bubuy🎵🎶

Tetiba terdengar koor dari teman² kantor yang tak diduga samsek menjelang jam pulker.

Alhamdulillah..

Selalu ada cerita.
Sisi baik kehidupan ini kadang terabaikan ketika diri merasa selalu ada kekecewaan.
Kenyataannya Allah telah begitu banyak melimpahkan kebaikan, yang seringkali kita lupakan.

Hari ini...sungguh diluar ekspectasi. Saat lagi santai, menunggu waktu jam pulang kerja. Duduk pun dengan seenaknya bahkan kaki diangkat naik😄...tetiba datang rombongana Bapa OM dan teman² kantor bawa kue tart...speechless🥺
Karena seumur hidup, tidak ada pernah ada acara beginian.


Sedari kecil, orang tua memang tidak pernah ngasih peluang kita untuk melakukan sesuatu yang mungkin dimasa itu bisa dibilang "sia-sia" hanya ngabisin uang untuk hal yang tidak terlalu penting. Kasarnya di masa itu, untuk bisa makan sehari-hari pun...Alhamdulillah. Untuk bisa membiayai sekolah anak-anaknya pun...Alhamdulillah. Dan aku pun tak pernah bertanya "kenapa?", sementara teman² sepermainan atau sebaya bisa merayakannya.

Merayakan Hari Ulang Tahun HUT...hepi besdey HBD atau milad tahun atau apapun sebutannya, tidak pernah menjadi moment istimewa. Tetapi bagi aku pribadi, apa yang teman² kantor lakukan ini bisa jadi bahan pengingat hidup. Setidaknya ada mereka orang² sekitar yang mengingatkan tanpa berkata bahwa bilangan umurku sudah bertambah sementara jatah hidup semakin berkurang. Lalu bagaimana dengan amalan aku selama ini? Sudah sampai mana aku??
Sudah siapkah aku, jika Allah berKehendak 5 menit, 10 menit, 15 menit berikutnya dst?
Aaahhh...kadang kita terjebak oleh moment bahagianya dari merayakan hari lahir kita dan terlupa apa sebenarnya makna dari bertambahnya usia kita.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan."
(QS. Al-'Ankabut: Ayat 57)

Siapapun...jika telah tiba pada waktunya Allah memanggil, tak ada yang bisa menghalangi atau memundurkan waktu itu. Malaikat maut akan datang menjemput tanpa memandang sakit/sehat, kaya/miskin dan tua/muda. Dan sering kita terlupa itu, berpikir bahwa yang sudah tua akan lebih dekat lagi ajalnya, sementara yang muda masih banyak waktu. Yang sedang sakit tinggal menunggu waktu dan yang sehat² saja bisa lanjut senang-senang. Oohh tidak Ferguso...rumusnya tidak seperti itu🤭

Terlepas dari pro kontra merayakan ultah, aku pribadi sangat berterima kasih sama teman² yang sudah ngasih kejutan. Selain sebagai pengingat bilangan dari tahun ke tahunku, bisa jadi ini sebagai wujud kasih sayang, kadeudeuh mereka sama aku...aahhh bener² speechless.

Terima kasih untuk semuanya atas kejutan yang benar² bikin surpriiiise ini😄
Semoga sehat² selalu dan lancar rezeki semuanya...aamiin yaa Rabbal'alamiin🤲

Tasikmalaya, 12 Januari 2021

Mengenang Masa Kecil


Alhamdulillah..
Udah anget² seger,..muter hari ini, dapat hasil cekrek gunung yang tertutupi awan, sama 3 pasang ABG yang kayaknya lagi ada salah paham karena si 3 cewek ABG minta baikan sama 3 cowok ABG...lucu. (putu ABGnya gada🤭)

Jadi inget masa kecil dulu, seusia SD sampe SMA, waktu itu main² kita itu barengan cewe cowo. Biasanya mainannya masa itu lompat tali, pecle, congklak, sorodot gaplok, kasti, boy²an, petak umpet smpe main kelereng jg, aku tuh termasuk yang gak suka klo dijodo², dicie²in ke cowo sama teman sepermainan, dan klo ada cowo yang aku tau dia tuh suka dan coba deketin, pasti w dijutekin.
Belum lagi mamah yang suka ngelarang klo aku deket² sama cowo apalagi berduaan, klo misal selepas ngaji dari masjid ba'da isya pulangnya telat, psti w disusul sambil kupingku dijewer.

Yang lucu, ada kan temen main cewe lagi demenan sama pemuda temen main bareng² terus ketauan tuh pemudanya godain aku, malah aku yang dimusuhin sama temen cewe.
Padahal aku ga ngeladenin..pan sebel jadinya🙄

Yang aneh lagi, kaka² sepupu aku dari kaka²nya mamah kan banyakan cowo (alm.mamah anak kedua terakhir), klo aku main ke rumah nenek, aku tuh ga boleh keluar klo ada cowo² yang lagi nongkrong, padahal disana tuh banyakan kaka sepupu yang ikut nongkrong. Jadinya tiap aku main ke rumah nenek, ya ngumpet saja di rumah, palingan cuma bisa liatin dari bali terali kayu. Rumah nenekku dulu dindingnya cuma dipasang kayu jarang-jarang, sebagian pake bilik atau tembok.

Dulu...aku ga pernah dikasih izin orang tua untuk ikut gelaran seni klo ada pentas seni HUT RI di kampung aku tanpa dikasih penjelasan. Pokoknya ga boleh, bahkan nonton temen-temen latihan pun dikasih batas waktu, jam 9 udah harus *ngampih*.
Kadang suka kesel, sebel...kenapa yang lain bisa tapi aku ga boleh, ga bisa ikutan. Sampe aku seumuran sekarang udah punya anak gadis, aku baru paham, apa sebenarnya maksud dan tujuan mamah sebegitu protectnya sama aku.

Smpe aku nikah, aku cuma 2x punya temen spesial atau pacaran gt ya katanya, itu juga terjadi di lingkungan rumah dan ga pernah berlangsung lama, di sekolah ga ada temen spesial samsek. Mungkin..klo aku lanjut kuliah, akan ada lain cerita, bisa jadi akan lebih banyak lagi yang naksir..ehh kepedean😄✌
Atau mungkin sebaliknya, akunya yg banyak naksir cowo tapi dicuekin, ga digubris😁

Btw...ternyata cara mamah protect aku dari pergaulan, sedikit banyak turun juga ke aku caranya protect anak aku.
Semoga kelak Allah kumpulkan lagi kami sekeluarga di Syurga_Nya...aamiin.

Al Fatihah

Tasikmalaya, 10 Januari 2021

"Tolong titip yaa"...Semudah itu si Bapa Berkata

 

 


Dunia ini hanya sementara dan setiap yang kita miliki sejatinya hanya sekadar titipan.

Mungkin cerita dibawah ini tidak mewakili gambar yang ada :)

Jadi aku lagi teringat, dimana sekitar 4 tahun yang lalu aku bertemu dan ngobrol dengan seorang Bapa, beliau tetangga jauh. Beliau memiliki anak laki-laki yang menurutnya susah diatur. Bahkan seringnya kabur-kaburan karena kehidupannya hanya meninggalkan jejak yang mengharuskan beliau bertanggungjawab atas perbuatan anaknya.
Beliau bercerita banyak bahwa anaknya begini dan begitu. Seperti biasa, aku hanya jadi pendengar.
Anaknya dulu sempat beberapa lama kerja di tempat aku kerja sebelumnya, hanya beda divisi. Karena itulah beliau berani ngobrol dan curhat karena tahu aku satu tempat kerja dengan anaknya.

Sampai pada klimaks obrolan...si Bapa berkata:
"tolong titip ya...perhatikan bagaimana dia ditempat kerja atau kalau bisa nasehati dia, soalnya Bapa sudah capek nasehatinya."
"Maaf Bapa...memang saya satu tempat kerja dengan anak Bapa tapi beda divisi, jadi gak setiap waktu juga bisa ketemu apalagi memperhatikan anak Bapa. (dalam hati, lagipula aku siapanya 😯)."
"Ooh gitu ya...atuh kalau bisa dan Teteh berkenan mah, gimana kalau nikah saja sama anak Bapa, siapa tahu kalau sudah nikah sama Teteh mah, anak Bapa jadi orang bener." Sambung si Bapa.

Subhanallah...ya Allah...saat itu rasanya ingin memperlihatkan ekspresi kaget yang tak biasa ketika mendengar kalimat terakhir.
Bapa maafkan aku yang bukan Tempat Penitipan Anak.
Anak memang titipan, tapi tak harus begitu pula dengan mudah meminta dan menitipkan pada orang lain kali Pak.
Boro-boro benerin hidup anak orang...benerin hidup diri sendiri aja masih tertatih-tatih dan kadang masih tikosewad.
Tapi dasarnya aku...pada saat itu aku hanya bisa menjawab dengan "hehehehe".

Bersyukurnya sekarang...itu anak sudah ketemu jodohnya...semoga SaMaWa dan semoga segala permasalahan dan urusannya dalam keluarga besarnya dilapangkan, dimudahkan jalan keluarnya...aamiinyra.

Setiap kita diberi titipan oleh Allah...mampukah kita menjaga dan merawatnya? Jawabannya ada pada diri masing-masing.
Tapi Ingat ya...jangan sembarang menitipkannya lagi dan menerima titipan yang belum tentu dan bukan haknya...apalagi nitipin anak😀😀

Tasikmalaya, 10 Januari 2021

Sabtu, 09 Januari 2021

Takdir Itu Indah Saat...



Bismillah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sudah memasuki hari ke-9 di 2021 ini, tak ada resolusi apapun untuk menapaki tahun ini. Dimana usia semakin bertambah bilangannya dan semakin berkurang jatah hidup di dunia ini.

Saat ini, diri hanya berharap bisa terus menjadi pribadi yang lebih baik dari diri sendiri yang sebelumnya.
Bisa semakin sabar menikmati hidup dengan tetap berproses berprogress sampai kematian itu datang menjemput.
Mungkin..bayang-bayang masa lalu masih akan berkelebat..berpenampakkan.
Entah sengaja atau tidak.
Tak mengapa, karena berarti kita memang pernah hidup di masa itu.
Tak perlu jadi alasan untuk pembencian atas apapun yang terjadi, terlebih atas apa yang telah orang lain lakukan di masa lalu.
Hidup adalah loncatan dari takdir satu ke takdir yang lain. Dimana bisa jadi ada do'a-do'a kepasrahan kita yang qabul biidznillah.
Kita tak pernah tahu takdir diri di 5 menit berikutnya. Apakah akan masih bisa bernapas ataukah kematian itu sudah tiba waktunya.

Allah Maha Besar...Keagungan, KuasaNya, KehendakNya yang tak seharusnya kita ragukan.
Allah Maha Tahu segalanya...selayaknya yakin atas apapun takdir yang terjadi pada diri.
Bahwa tidak ada keburukan apapun dari takdirNya kecuali keburukan diri yang senantiasa berprasangka buruk atas takdir itu sendiri.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قُلْ اِنْ تُخْفُوْا مَا فِيْ صُدُوْرِكُمْ اَوْ تُبْدُوْهُ يَعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ وَا للّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

"Katakanlah, Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya. Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Ali 'Imran: Ayat 29)

Ada sebab akibat dari setiap kejadian. Dan ada hikmah dan ibrah dari setiap takdir yang telah ditetapkan. Allah Maha Mengetahui yang nampak dan tersembunyi bahkan yang jauh yang ada dalam benak hati kita.

Segala bentuk kejadian di bumi ini telah Allah tetapkan batas waktunya. Jaga selalu hati untuk tetap berprasangka baik...insyaaAllah

Boleh jadi diri tidak menyukai takdir yang terjadi tetapi menurut Allah ada kebaikan didalamnya dan demikian juga sebaliknya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَا لُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ نْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 216)

Seperti halnya saat kita menikmati sebuah hidangan, maka takdir itu juga akan terasa indah saat kita tahu cara menikmatinya.

Hidup ini tentang penerimaan. Penerimaan atas takdir yang terjadi. Tentang luka, kecewa dan sakit hati. Tentang kekurangan, kesalahan dan kekhilafan. Tentang takut, cemas dan kekhawatiran.
Semua adalah tentang bagaimana cara menerimanya.
Tak ada larangan untuk menangis pedih, tak ada larangan merasa kecewa terluka.
Semua adalah tentang bagaimana cara menerimanya.
Sebagaimana tentang senang, bahagia dan suka cita. Tentang kelebihan, kebenaran dan kebaikan. Tentang berani, tenang dan kekuatan. Hati selalu bisa terbuka dalam menerimanya.
Maka bukalah hati saat takdir yang datang merasa tak sesuai keinginan diri. Karena semua tentang penerimaan.

Dalam penerimaan ada kepasrahan diri.
Dalam penerimaan ada pengakuan diri.
Dalam penerimaan ada keyakinan diri.
Bahwa diri ini hanya makhluk lemah yang tiada daya dan upaya selain Allah yang menggerakan.
Allah Yang Maha Kuasa atas lahir batin ini, atas jiwa dan raga ini.

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Laahaula walaa quwwata illa billaah

Tasikmalaya, 09 Januari 2021