Selasa, 29 Agustus 2017

Hari Perhitungan


Terhenyak saat membaca hadits di atas...muhasabah diri, hingga umur sekarang, apa saja yang sudah diri lakukan dengan tubuh ini yang mencari ilmu, yang menjemput rezeki, yang berlelah-lelah pulang pergi, mondar mandir, hilir mudik, kesana kemari. yang terkadang terlontar keluh kesah, keresahan, kegalauan di tengah kegembiraan, kebahagiaan, kesenangan, nikmat dan karunia yang didapat.

Yaa Rabb...sungguh diri ini termasuk orang yang merugi, jika waktu yang Engkau sediakan sampai detik ini digunakan untuk hal yang tak bermanfaat yang malah bisa jadi justru mengundang maksiat terhadap_Mu.

Jatah umur yang Engkau beri dari sejak baligh sudah diri gunakan untuk apa ?
Sekian tahun sudah masa dilewati sejak baligh, berapa tahun yang diri gunakan untuk berjalan dalam Kebaikan dan Kebenaran_Mu dan berapa tahun yang diri gunakan dalam hal amalan yang justru mengundang ketidakridhoan_Mu...apakah sebanding atau justru lebih besar maksiatkah daripada amalan ibadah ?
Bisa jadi justru lebih besar timbangan maksiat....astaghfirullah 😭😭

Ilmu yang didapat apakah lebih besar manfaat ataukah mudharatnya ?
Ilmu yang didapat apakah digunakan di jalan Kebaikan dan Kebenaran_Mu ataukah sebaliknya ?
Ilmu yang didapat apakah membuat orang sekitar merasa aman nyaman ataukah justru bahaya ketika bersama diri ?

Harta yang didapat selama ini, darimana kah sumbernya ? Halal ataukah haram ?
Materi yang dimiliki sudah diri habiskan untuk apa, ke arah mana , dibelanjakan kemana, pada jalan Kebaikan dan Kebenaran_Mu atau sebaliknya ?

Lalu tubuh ini ketika merasakan kelelahan, lelah karena apa, lelah digunakan untuk apa ?
Dibawa kemana tubuh ini ketika dalam keadaan sehat ?
Melangkah kemana kaki ini ketika dalam keadaan utuh ?
Dipakai di jalan mana kedua mata, telinga, tangan dan bibir ini ?

Sungguh, saat ini lidah terasa kelu ketika pertanyaan-pertanyaan diatas terbersit dan tertulis.
Bisa saja saat ini diri menjawab bahwa sekian tahun aku melakukan ini itu, ibadahku ini, maksiatku ini.
Tapi sungguh, bahkan diri berpikir, catatan mana yang lebih berat dari setiap amalan yang diri lakukan. Bisa jadi amalan maksiat yang lebih banyak...astaghfirullah...astaghfirullah...astaghfirullahal'adzim wa atubu ilaih 😭😭 

Kelak saat Hari Penghisaban, bibir ini terkunci dan yang menjadi saksi adalah anggota tubuh yang lain. Dan catatan-catatan amalan pun dibukakan. Buku raport akan diberikan dari arah mana, kanan kah atau kiri ?
Sungguh yaa Rabb...diri ini hanya pendosa yang mengharap Ampunan dan Rahmat_Mu atas segala dosa-dosa, yang sengaja atau tak sengaja, yang besar atau yang besar sekali, yang nampak atau yang tersembunyi.
Dan sungguh yaa Rabb...tuntun senantiasa hati ini agar selalu melangkah ke arah jalan Kebaikan dan Kebenaran_Mu...jangan biarkan diri sendiri menjalani hidup di dunia ini tanpa tuntunan_Mu, tanpa bimbingan_Mu.

 
 ÙŠَا Ù…ُÙ‚َÙ„ِّبَ الْÙ‚ُÙ„ُوبِ Ø«َبِّتْ Ù‚َÙ„ْبِÙŠ عَÙ„َÙ‰ دِينِÙƒَ Ùˆَ عَÙ„َÙ‰ Ø·َاعَتِÙƒَ
 
YAA MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIKA WA ‘ALAA THOO’ATHIK.
 
" Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu dan di atas ketaatan kepada-Mu."

Aamiin yaa mujibas saailiin...


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar